Prospek Saham Surya Biru Murni Acetylene (SBMA) di 2025
Ilustrasi saham, pergerakan saham. (SHUTTERSTOCK/JIRAPONG MANUSTRONG)
19:28
11 Februari 2025

Prospek Saham Surya Biru Murni Acetylene (SBMA) di 2025

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) mengatakan, peningkatan kapasitas utilitas pabrik diharapkan mampu mendorong pertumbuhan perusahaan pada 2025.

Direktur Utama SBMA Rini Dwiyanti mengatakan, pihaknya telah menyusun langkah berdasarkan parameter yang telah ditetapkan sebelumnya.

“Produk unggulan kami, seperti gas untuk medis, produk special gas, serta layanan jasa seperti leak test, hydrotest, vacuum test siap mendukung pertumbuhan perusahaan. Kami melihat potensi besar dalam sektor jasa ini untuk memelihara dan meningkatkan layanan ke Customer yang ada dengan Keahlian tim teknis yang telah dipercaya,” ujar dia dalam keterangan resmi, Selasa (11/2/2025).

Ilustrasi saham. PIXABAY/SERGEI TOKMAKOV Ilustrasi saham.

Pada tahun 2025, ia memerinci, perusahaan akan memfokuskan investasi pada tiga aspek utama yaitu pengembangan pasar, diversifikasi produk, dan penguatan sumber daya manusia (SDM).

Wilayah strategis yang menjadi prioritas adalah Kalimantan Selatan dan Tengah, dengan tujuan untuk mendukung rencana pemerintah dalam pengembangan sektor oil and gas, mining, dan medical, yang memiliki potensi besar untuk pertumbuhan.

Melihat potensi ini, Head of Research FAC Sekuritas Indonesia Wisnu Prambudi mengatakan, sejak IPO 8 September 2021, SBMA tumbuh cukup baik. 

Hal ini terlihat dari aset yang konsisten tumbuh sejak periode kuartal III-2021 hingga kuartal III-2024 dengan rata-rata pertumbuhan 6,7 persen per tahun. 

Selain itu, ekuitas konsisten tumbuh dengan rata-rata pertumbuhan (average growth) 8,33 persen per tahun. Lalu, pendapatan konsisten tumbuh dari dengan rata-rata 21 persen per tahun dan laba bersih juga konsisten tumbuh dari dengan rata-rata 22 persen per tahun.

 

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. DOK. Shutterstock/LALAKA. Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Lebih lanjut, Wisnu melihat Book Value per share SBMA ada di Rp 241 sedangkan harga di market Rp 118 dengan kata lain posisi SBMA masih under value. Artinya ada ruang penguatan 104 persen jika kembali ke harga wajarnya yang di level Rp 24.

"Ataupun, ketika kita diberi discount 30 persen dari book value, artinya di level Rp 169, itu pun potensi kenaikan masih cukup menarik yakni di level 43 persen," ujar dia.

“Selain itu, dari sisi DER sebesar 0,19 persen, artinya jika kita bandingkan antara utang to equity-nya masuk kategori kecil. ROA SBMA dalam 3 tahun terakhir juga menunjukkan adanya peningkatan yang konsisten,” timpal Wisnu.

Senada, Analis Pasar Saham sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana menyebut SBMA mencatat laba bersih sebesar Rp 9,7 miliar pada kuartal III-2024, atau tumbuh 106,3 persen secara tahunan (YoY) dibandingkan periode yang sama di 2023.

Menurut hendra, keunggulan utama SBMA adalah posisinya yang strategis di Kalimantan, terutama dengan adanya proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dan pertumbuhan industri smelter di wilayah tersebut. 

Fokus perusahaan pada pasar lokal menjadi keuntungan tersendiri, karena meskipun harga gas dunia naik, permintaan domestik yang kuat tetap mendukung kinerja SBMA.

Sebagai produsen gas industri seperti acetylene, oksigen, nitrogen, dan argon, SBMA bergantung pada bahan baku dan energi dalam produksinya. 

Ketika harga gas dunia, terutama LPG, LNG, atau bahan kimia seperti kalsium karbida untuk acetylene, mengalami kenaikan, biaya produksi perusahaan bisa meningkat dan berpotensi menekan margin keuntungan.

“Namun, prospek pertumbuhan industri di Kalimantan tetap menjadi katalis positif yang dapat menjaga stabilitas bisnis SBMA ke depan,” tutup Hendra.

Editor: Agustinus Rangga Respati

Tag:  #prospek #saham #surya #biru #murni #acetylene #sbma #2025

KOMENTAR