![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![Sektor Energi dan Bahan Baku Jadi ''Pemberat'' Laju IHSG Pekan Lalu](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/10/kompas/sektor-energi-dan-bahan-baku-jadi-pemberat-laju-ihsg-pekan-lalu-1190203.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
Sektor Energi dan Bahan Baku Jadi ''Pemberat'' Laju IHSG Pekan Lalu
- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.742 atau melemah 5,16 persen selama sepekan kemarin.
Ketika dilihat dari teknikal IHSG menggunakan time frame weekly, IHSG sudah breakdown dari indikator MA200 weekly yang merupakan sinyal bearish.
Namun pergerakan IHSG pada Jumat lalu menunjukan adanya rejection pada saat IHSG berada di area support dan membentuk candle hammer yang membuat IHSG masih mampu bertahan di area support historikalnya di level 6.600 sampai 6.700.
Ilustrasi saham, pergerakan saham.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Dimas Krisna Ramadhani menjelaskan, pelemahan IHSG pada pekan lalu atau pada periode 3 sampai 7 Februari 2025 dipengaruhi oleh 2 top losers, yakni IDX Energy dan IDX Basic Materials.
IDX Energy melemah 7,6 persen dalam sepekan kemarin yang disebabkan karena penurunan saham DSSA yang menjadi kapitalisasi pasar terbesar kedua di sektor ini dan kedelapan di IHSG.
"Sektor energi sendiri menjadi satu-satunya sektor yang secara tren jangka panjangnya masih bergerak uptrend. Ini berbeda dengan sektor lainnya yang secara tren jangka panjangnya sideways atau bahkan ada yang sudah memasuki downtrend," kata dia dalam keterangan resmi, Senin (10/2/2025).
Selanjutnya, ia menambahkan IDX Basic Materials dalam sepekan lalu turun 5,5 persen disebabkan oleh penurunan saham TPIA yang menjadi kapitalisasi pasar terbesar kelima di IHSG.
TPIA turun sebesar 8 persen pada minggu lalu seiring dengan berita gagal masuknya emiten grup Barito lainnya yakni BREN, CUAN, PTRO ke dalam indeks MSCI di Februari ini.
Sementara itu, Dimas memerinci, yang menjadi top gainers dan menopang IHSG pada pekan lalu adalah IDX Technology yang menguat 3,9 persen dalam sepekan. Sektor ini menjadi satu-satunya sektor yang mengalami kenaikan.
Ilustrasi gedung Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sektor ini menguat disebabkan oleh kenaikan saham GOTO sebagai leader pada sektor ini sebesar 2,5 persen.
"GOTO naik cukup signifikan setelah sempat diberitakan akan mergernya emiten ini dengan Grab yang membuat lonjakan volume dan kenaikan saham signifikan pada 4 Februari dan langsung dibantah oleh pihak emiten pada 1 hari setelahnya," ungkap dia.
Kemudian, Dimas menerangkan, dalam jangka pendek IHSG berpotensi untuk mengalami rebound yang ditunjukkan oleh rejection yang terjadi pada Jumat kemarin.
"Apabila IHSG akan menguat maka MA200 weekly dan resistance historikal menjadi target penguatan IHSG yang berada di level 6.880 sampai 6.970," ujar dia.
Kedua, ia bilang, dalam jangka menengah IHSG berpotensi untuk terus melanjutkan pelemahan yang ditunjukkan dari chart mingguannya dengan target penurunan sementara ke level support terdekat sekaligus support kunci di level 6.500 hingga 6.600.
Selain itu, investor juga perlu memperhatikan aliran dana asing yang masih konsisten keluar dari IHSG serta sinyal patah tren yang terjadi di beberapa saham konglomerasi. Sedikit catatan selama ini, saham konglomerasi juga menjadi penopang bagi pergerakan IHSG.
Lebih lanjut, Dimas menjelaskan, foreign flow merupakan salah satu indikator yang bersifat leading.
"Artinya sering terjadi ketika investor asing melakukan distribusi (outflow), dalam jangka pendek terjadi hal-hal random yang akan membuat rancu dan membuat seolah distribusi investor asing terlihat normal," urai dia.
Apabila, indikator ini dikonfirmasi dengan teknikalnya, seperti yang terjadi pada IHSG yang baru saja breakdown dari MA200 weekly, di minggu lalu maka kedua data tersebut mengonfirmasi arah pergerakan market ke depannya.
Tag: #sektor #energi #bahan #baku #jadi #pemberat #laju #ihsg #pekan #lalu