Bank Mega Syariah Salurkan Pembiayaan ke Sektor Tambang, BSI Sediakan Layan Pengelolaan Dana ASR
–Perbankan syariah memperkuat segmen korporasi. PT Bank Mega Syariah (BMS) menyalurkan pembiayaan ke sektor tambang. Sementara PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menyediakan layanan syariah pengelolaan dana abandoment and site restoration (ASR) melalui rekening bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Bank Mega Syariah memberikan fasilitas pembiayaan senilai USD 10 juta atau sekitar Rp 165 miliar kepada anak usaha Arsari Tambang, PT Solder Tin Andalan Indonesia. Pembiayaan tersebut digunakan untuk memperkuat modal kerja. Termasuk meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi operasional perusahaan.
Direktur Utama Bank Mega Syariah Yuwono Waluyo menuturkan, sektor pertambangan masih menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025. Sejalan dengan program pemerintah untuk mendorong hilirisasi industri tambang. Sehingga meningkatkan nilai tambah dan daya saing ekspor.
”Prospek ekspor produk pertambangan yang masih cukup baik menjadi peluang strategis bagi kami untuk merambah pasar dan mendukung pertumbuhan pembiayaan di sektor korporasi. Selain itu, pembiayaan ini juga memberikan dukungan bagi ekspansi bisnis dan hilirisasi industri,” ucap Yuwono, Selasa (4/2).
Hingga 2024, Bank Mega Syariah telah menyalurkan pembiayaan komersial lebih dari Rp 3,99 triliun. Meningkat 12,10 persen year-on-year (YoY) dari Rp 3,56 triliun di 2023. Pertumbuhan ini menopang total pembiayaan yang tumbuh 10,97 persen YoY menjadi lebih dari Rp 7,7 triliun.
Kualitas aset pembiayaan Bank Mega Syariah tetap terjaga. Dengan rasio non-performing financing (NPF) di bawah 1 persen. Didukung manajemen risiko yang kuat dan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran pembiayaan.
Sepanjang 2024, pertumbuhan aset naik 10,15 persen secara tahunan menjadi Rp 16,04 triliun. Dengan demikian, laba sebelum pajak yang diperoleh sebedar Rp 332 miliar. Meningkat 6,26 persen dibanding tahun sebelumnya.
”Bank Mega Syariah terus mendorong pertumbuhan bisnis di 2025 melalui sinergi pembiayaan untuk proyek strategis, pengembangan pembiayaan ritel dengan pengelolaan risiko yang baik, serta penguatan layanan kepada nasabah,” ucap Yuwono.
Sementara itu, BSI menjadi penyedia layanan syariah untuk pengelolaan dana abandoment and site restoration (ASR). Melalui rekening bersama (joint account) atas nama BSI, SKK Migas, serta kontraktor pemegang kontrak kerja sama (KKKS).
Direktur Utama BSI Hery Gunardi berkomitmen untuk meningkatkan peran dan kontribusi dalam pengembangan industri migas dari hulu ke hilir.
”Dengan kerja sama ini, kami bertekad meningkatkan peranan melalui penyediaan layanan syariah guna memperkuat industri hulu migas. Mudah-mudahan semakin banyak dana ASR yang akan berlabuh juga di BSI,” ujar Hery.
Dia juga menegaskan siap mendukung kegiatan usaha negara, khususnya hilirisasi migas, untuk meningkatkan neraca pembayaran (balance payment). Sehingga dapat memberikan multiplier effect yang lebih besar bagi perekonomian. BSI juga menjalin kerja sama dengan PT EMP Tonga yang merupakan KKKS untuk mengelola migas di wilayah kerja (WK) Blok Tonga di Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara.
Ada pula sinergi dengan PT Benuo Taka Wailawi. Perusahaan KKKS yang ditunjuk pemerintah untuk mengelola migas di WK Wailawi di Kalimantan Timur. Sejumlah kerja sama tersebut berpotensi penempatan dana ASR di BSI dari dua blok migas ini diperkirakan bernilai jutaan dollar Amerika Serikat (AS).
Hery menjelaskan, dana ASR merupakan akumulasi dana yang dicadangkan untuk melaksanakan kegiatan pemulihan pasca tambang wilayah kerja migas. Dana dikumpulkan di dalam rekening bersama antara SKK Migas dan KKKS.
”Harapannya akan semakin menguatkan posisi BSI secara khusus dan perbankan syariah secara umum di Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi pengelolaan dana,” beber Hery.
Ke depan, BSI bersama SKK Migas tengah menyiapkan skema pembiayaan untuk mendukung bisnis para kontraktor pelaksana. Agar usaha dari hulu hingga hilir berjalan baik dengan skema pembiayaan syariah. Sehingga tidak memengaruhi cashflow usaha.
BSI memiliki track record dalam pengelolaan dana sektor sumber daya alam (SDA) mencapai Rp 10 triliun. Meliputi, sektor perkebunan, alumunium, tembaga, dan lainnya. (han)
Tag: #bank #mega #syariah #salurkan #pembiayaan #sektor #tambang #sediakan #layan #pengelolaan #dana