Trump Bentuk ''Sovereign Wealth Fund'', Bakal Dipakai untuk Beli TikTok
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada Senin (3/2/2025) untuk membentuk dana kekayaan negara atau sovereign wealth fund (SWF) yang dikelola pemerintah.
Dana ini dirancang sebagai alat pembangunan ekonomi dan kemungkinan dapat digunakan untuk membeli platform media sosial TikTok.
Salah satu tujuan pembentukan dana tersebut adalah mendanai pengembangan infrastruktur, termasuk bandara dan jalan raya.
Selain itu, AS ingin memperluas pengaruhnya di wilayah seperti Panama dan Greenland melalui skema ini.
"Kami akan mendirikan hal ini dalam 12 bulan ke depan. Kami akan memonetisasi sisi aset neraca AS untuk rakyat Amerika," kata Menteri Keuangan AS Scott Bessent dalam konferensi pers, dilansir CNBC.
"Akan ada kombinasi aset likuid, aset yang kami miliki di negara ini saat kami berupaya untuk mengeluarkannya bagi rakyat Amerika," sambungnya.
Meski belum ada rincian lebih lanjut, Trump dalam kampanyenya menyebut dana ini bisa mendukung "upaya nasional yang hebat."
Ia juga menyinggung tarif impor sebagai salah satu sumber pendanaan. Beberapa negara lain menggunakan pajak atas sumber daya alam, transaksi keuangan, dan emisi karbon sebagai mekanisme pembiayaan dana serupa.
Salah satu potensi penggunaan dana ini adalah menjadi mitra dalam kepemilikan TikTok.
Sebelumnya, aplikasi tersebut sempat ditangguhkan di AS karena masalah keamanan. Namun, Trump menandatangani perintah yang memperpanjang operasional TikTok selama 75 hari, dengan syarat aplikasi itu harus melepaskan kepentingan Tiongkok.
Gagasan pembentukan dana kekayaan negara di AS bukan hal baru.
Namun, skema ini umumnya diterapkan oleh negara-negara kecil dengan surplus fiskal besar, seperti Norwegia, China, dan Singapura. Berbeda dengan AS yang selama ini memiliki defisit anggaran tinggi.
Dana ini juga disebut dapat mengurangi ketergantungan pemerintah AS pada penerbitan utang treasury untuk mendapatkan pendanaan.
Dalam perintah eksekutifnya, Trump menyatakan dana ini bertujuan "mempromosikan keberlanjutan fiskal, mengurangi beban pajak pada keluarga Amerika dan usaha kecil, membangun keamanan ekonomi untuk generasi mendatang, serta memperkuat kepemimpinan ekonomi dan strategis AS di dunia."
Scott Bessent dan calon Menteri Perdagangan Howard Lutnick ditugaskan untuk menyusun strategi operasional dana tersebut dalam 90 hari ke depan.
Sebagai perbandingan, Norwegia saat ini memiliki dana kekayaan negara terbesar di dunia dengan aset lebih dari Rp 26.600 triliun (setara 1,7 triliun dolar AS), berdasarkan data Sovereign Wealth Fund Institute.
China Investment Corporation berada di posisi kedua dengan aset sekitar Rp 20.350 triliun (setara 1,3 triliun dolar AS).
Dana kekayaan negara biasanya berinvestasi di pasar keuangan global melalui saham, obligasi, dan real estat, serta kepemilikan dalam proyek infrastruktur dan ekuitas swasta.
Namun, kritik muncul terkait transparansi pengelolaan dana semacam ini. Tanpa regulasi yang ketat, risiko konflik kepentingan dan korupsi bisa meningkat.
Tag: #trump #bentuk #sovereign #wealth #fund #bakal #dipakai #untuk #beli #tiktok