PLN Resmi Terlibat dalam Perdagangan Karbon Luar Negeri untuk Dukung Mitigasi Perubahan Iklim
- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, melalui langkah progresifnya, kini resmi ikut serta dalam perdagangan karbon luar negeri.
Hal tersebut diumumkan oleh Executive Vice President (EVP) Transisi Energi dan Keberlanjutan PLN Kamia Handayani dalam acara ESG Sustainability Forum 2025 yang diselenggarakan oleh CNBC Indonesia, Jumat (31/1/2025).
Pada kesempatan tersebut, Kamia mengungkapkan bahwa pada perdagangan karbon internasional pertama ini, PLN telah menyiapkan 1,78 juta ton carbon dioxide equivalents (CO2e) Sertifikat Pengurangan Emisi (SPE) yang akan dijual ke pembeli luar negeri.
Sertifikat tersebut telah mendapat otorisasi dari pemerintah Indonesia untuk menghindari risiko double counting pada unit karbon yang diperdagangkan.
“Perdagangan karbon ini dimulai di bursa domestik pada 2023 dan baru dibuka untuk pasar internasional pada 2025. Untuk permintaan PLN, sebanyak 1,7 juta ton CO2e Sertifikat Pengurangan Emisi telah diotorisasi oleh pemerintah untuk dijual ke luar negeri,” jelas Kamia ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (3/2/2025).
Untuk diketahui, PLN memulai langkah tersebut pada Senin (20/1/2025), setelah sebelumnya melakukan perdagangan karbon terbatas di pasar domestik sejak September 2023.
Kamia juga menambahkan bahwa dibukanya perdagangan karbon luar negeri ini merupakan langkah positif dalam mengimplementasikan Artikel 6 Perjanjian Paris, sesuai hasil Conference of the Parties (COP29) yang diselenggarakan di Azerbaijan pada November 2024.
"Pertama-tama, kami ingin menyampaikan apresiasi kepada pemerintah, seperti yang disampaikan oleh Pak Hashim Djojohadikusumo (Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi), yang telah mengadakan rapat khusus. Sehingga, akhirnya pemerintah sepakat untuk membuka pasar karbon luar negeri," tuturnya.
Langkah tersebut, lanjut Kamia, merupakan hal yang positif untuk meningkatkan permintaan dan mendorong investasi hijau di dalam negeri.
PLN dorong pengembangan investasi hijau
Suasana diskusi panel dengan tema Peran Pembiayaan dalam Mendorong ESG dan Energi Berkelanjutan pada acara CNBC Indonesia ESG Sustainability Forum 2025, Jumat (31/1) di Jakarta.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan bahwa PLN bersama dengan pemerintah terus mendorong pengembangan investasi hijau yang berkontribusi langsung pada pelestarian lingkungan.
Salah satu inisiatif penting dalam upaya tersebut adalah perdagangan karbon, yang menjadi alternatif strategis dalam mitigasi perubahan iklim.
“Perubahan iklim adalah persoalan global, yang memerlukan solusi global. Peluncuran perdagangan karbon luar negeri ini adalah langkah nyata PLN dan pemerintah Indonesia dalam mengatasi dampak perubahan iklim yang semakin mendesak,” ujar Darmawan.
Ia menjelaskan bahwa PLN tidak hanya melakukan offset emisi melalui bursa karbon, tetapi juga melakukan perdagangan emisi dan offset emisi melalui mekanisme perdagangan langsung.
Selain itu, PLN telah meluncurkan platform PLN Climate Click, yang memungkinkan aktivitas perdagangan karbon, baik emisi maupun offset emisi, yang telah dimulai sejak 2023.
“PLN siap menjadi garda terdepan dalam upaya penurunan emisi. Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan ekosistem perdagangan karbon di Indonesia, serta berperan aktif dalam mendorong transisi menuju ekonomi hijau,” ucap Darmawan.
Apresiasi pemerintah terhadap langkah PLN
Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo saat menyampaikan keynote speech pada acara CNBC Indonesia ESG Sustainability Forum 2025 di Jakarta, Jumat (31/1). Dirinya menyampaikan keputusan dibukanya perdagangan karbon luar negeri diharapkan dapat menghidupkan pasar karbon nasional melalui arus investasi asing tanpa mengurangi pencatatan di dalam negeri. Hashim juga mengapresiasi langkah progresif PT PLN (Persero) yang telah masuk dalam perdagangan karbon luar negeri.
Sebelumnya, Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, memberikan apresiasi atas langkah PLN sebagai perusahaan pertama di Indonesia yang terlibat dalam perdagangan karbon internasional.
Ia menyebutkan bahwa langkah tersebut adalah bukti nyata komitmen PLN dalam memitigasi perubahan iklim sekaligus membuka peluang bagi investasi hijau di Indonesia.
"Langkah PLN ini sangat positif, signifikan untuk mendorong investor luar negeri membeli carbon credit di Indonesia, yang akan memasukkan likuiditas ke pasar domestik kita," kata Hashim.
Ia menjelaskan bahwa keputusan untuk membuka perdagangan karbon luar negeri tersebut merupakan hasil keputusan tim yang ia pimpin, bersama Menteri Lingkungan Hidup (LH), Menteri Kehutanan, dan Dewan Ekonomi Nasional (DEN).
Mereka merekomendasikan kepada Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto agar pelaku pasar luar negeri bisa berpartisipasi dalam bursa karbon domestik Indonesia.
“Kita harus mengakui bahwa Indonesia memiliki banyak kelebihan, terutama di bidang kehutanan dan solusi berbasis alam (nature-based solutions), yang selama ini belum bisa dimanfaatkan oleh pelaku pasar domestik karena terbatasnya akses,” jelas Hashim.
Dia menambahkan, dengan dibukanya perdagangan karbon luar negeri, arus investasi asing dapat memberikan dorongan bagi pasar karbon nasional tanpa mengurangi pencatatan yang ada di dalam negeri.
“Ini adalah langkah yang saya umumkan hari ini, yang berdasarkan rapat yang saya pimpin kemarin. Dengan membuka pasar ini, likuiditas yang sekarang sudah siap di luar negeri bisa masuk dan menghidupkan pasar karbon domestik, yaitu IDXCarbon,” imbuh Hashim.
Tag: #resmi #terlibat #dalam #perdagangan #karbon #luar #negeri #untuk #dukung #mitigasi #perubahan #iklim