Indonesia akan Miliki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir pada 2032
Dirjen EBTKE Kmeneterian ESDM Eniya Listiani Dewi. (Dok/JawaPos.com)
17:18
10 September 2024

Indonesia akan Miliki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir pada 2032

– Pengembangan energi nuklir lambat laun akan terealisasikan. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi menuturkan, pengembangan energi nuklir di Indonesia akan dilakukan pada 2032 mendatang.

’’Di dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN), nuklir masuk di 2032, sebanyak 250 megawatt (MW),’’ ujar Eniya ditemui di kantornya di Jakarta, Senin (9/9).

Seiring dengan itu, pemerintah akan membentuk organisasi pelaksana program nuklir atau Nuclear Energy Program Implementation Organization (NEPIO). Rencananya, NEPIO akan terbentuk di tahun ini.

Pekan depan, pemerintah akan membahas pembentukan NEPIO dalam perhelatan International Atomic Energy Agency (IAEA) di Wina, Austria. ’’Insyaallah dalam tahun ini kalau kita sudah statement besok minggu depan di IAEA, lalu setelah itu akan kita lanjut untuk merekonstruksi NEPIO ini seperti apa,’’ imbuh Eniya.

Dia menjelaskan, NEPIO sejatinya tidak menjadi kewajiban dibentuk suatu negara. Tetapi, pemerintah beranggapan bahwa organisasi itu diperlukan untuk pengembangan implementasi energi 

’’Pembangunannya pasti akan memakan jangka waktu tidak 1 periode ya, tapi 2 periode ya, at least baru masuk on grid itu 2032. Jadi masih 9 tahun ke depan,’’ jelas Eniya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan EBTKE Kementerian ESDM Harris menambahkan, lokasi potensial untuk dibangun pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di Indonesia yakni pulau-pulau kecil yang tidak berpnghuni. Nantinya pulau terseut dilalui jaringan transmisi nasional dari Pulau Kalimantan hingga Jawa.

Namun, belum disebutkan secara spesifik nama pulau yang akan dijadikan lokasi PLTN pertama di Indonesia tersebut. ’’(PLTN) ada di daerah-daerah yang memang penduduk tidak ada, yaitu memanfaatkan pulau-pulau kecil yang nanti akan dilewati oleh jalur transmisi laut dari Kalimantan ke Jawa,’’ ujar Harris.

Harris menyebut, setidaknya, ada 19 persyaratan untuk membangun teknologi nuklir. Dari persyaratan tersebut, 16 di antaranya sudah dipenuhi dan tersisa 3 persyaratan lagi, termasuk national statement. ’’Paling utama yaitu tadi, komitmen nasional untuk nuklir yang sangat penting. Sebisa mungkin statement itu dinyatakan oleh Bapak Presiden,’’ imbuhnya.

Pemilihan lokasi itu disebutnya terkait dengan risiko dan aspek keamanan pada masyarakat. Pemerintah juga berkaca pada ledakan nuklir yang terjadi di Fukushima, Jepang, 2011 silam.

Nuklir, lanjut Harris, memiliki potensi besar sebagai pembangkit listrik ramah lingkungan pengganti batubara. Batubara merupakan sumber yang digunakan pembangkit sebagai base load karena tingkat kestabilan yang tinggi. Dengan dorongan transisi energi bersih yang makin masif, tentu perlu pengganti batubara.

’’Untuk itu dicarilah pembangkit penggantinya yang bisa menyediakan listrik stabil tetapi emisinya rendah. Kalau PLTS matahari, ada angin, itu kan dia juga kapasitas kuat tapi kan fluktuatif. Sehingga untuk bisa menerapkan secara maksimal itu harus di-backup oleh pembangkit yang stabil atau kita memberikan baterai untuk menstabilkan, tapi kan baterai mahal. Lalu untuk memenuhi demand yang selalu naik itu, maka masuklah nuklir,’’ katanya. (*)

Editor: Dinarsa Kurniawan

Tag:  #indonesia #akan #miliki #pembangkit #listrik #tenaga #nuklir #pada #2032

KOMENTAR